Purbaya, di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa, menyebut bahwa pernyataannya terkait strategi percepatan pertumbuhan ekonomi bukanlah ucapan sembarangan, melainkan didasari pemahaman mendalam mengenai konsep ekonomi.
"Di awal, katanya saya ngomong yang sembarangan ya? Bukan begitu. Karena mereka nggak ngerti gimana konsep ekonomi. Nanti kita yang ngomong gitu, sombong lagi," katanya saat ditanya strategi percepatan pertumbuhan ekonomi.
Ia mengatakan strategi percepatan pertumbuhan ekonomi yang disiapkan, tidak asal disampaikan, melainkan berlandaskan pengalaman panjangnya sebagai ekonom dan hasil diskusi dengan Presiden serta para menteri terkait.
“Saya ekonom sudah lama, jadi kita kira-kira ngerti lah gimana cara memperbaikinya dan kira-kira kelemahan yang terjadi sekarang apa. Pak Presiden dan tim sudah setuju untuk menciptakan langkah-langkah supaya program pembangunannya cepat dan sistem finansialnya tidak ketat seperti sekarang,” jelas Purbaya.
Terkait kekhawatiran bahwa strategi percepatan ekonomi bisa memicu inflasi, Purbaya menekankan perlunya melihat konteks kapasitas ekonomi nasional.
Menurutnya, inflasi baru berpotensi meningkat jika pertumbuhan melampaui batas kemampuan ekonomi potensial.
“Kita punya potensi di kisaran 6,5 sampai 6,7 persen. Jadi masih jauh kalau mau bilang akan terjadi demand pull inflation. Belanja atau defisit APBN tidak otomatis menyebabkan inflasi,” katanya.