Untuk itu, Zulmaeta mengajak para orang tua agar aktif mendampingi anak-anak, baik dalam pendidikan agama maupun pemanfaatan teknologi. Ia menekankan bahwa keluarga adalah benteng pertama dalam membentuk karakter generasi Qur’ani.
“Jadikan rumah sebagai madrasah pertama. Ajarkan anak-anak mengamalkan ajaran Al-Qur’an sekaligus membimbing mereka agar menggunakan teknologi untuk hal yang bermanfaat, seperti belajar, berkreasi, dan berkarya,” pesannya.
Selain dukungan dari keluarga, pemerintah daerah juga berkomitmen memperkuat kegiatan keagamaan dan pendidikan karakter di Payakumbuh. Menurut Zulmaeta, fondasi moral yang kokoh akan membuat generasi muda mampu bersaing di era digital tanpa kehilangan jati diri.
“Dengan pendidikan agama yang kuat serta pemanfaatan teknologi yang bijak, saya yakin anak-anak kita akan tumbuh menjadi generasi Qur’ani yang cerdas, berakhlak mulia, dan siap membawa Payakumbuh bahkan Indonesia ke arah yang lebih baik,” ucapnya.
Sementara itu, Ketua Panitia Ali Rusli menyampaikan bahwa kegiatan khatam Al-Qur’an ini terlaksana berkat semangat gotong royong melalui iuran wali murid, donatur, dan dukungan masyarakat setempat.
“Semua biaya kegiatan berasal dari swadaya, yang menunjukkan tingginya kepedulian masyarakat terhadap pendidikan agama. Ini adalah bentuk nyata kebersamaan dalam membentuk generasi muda yang cinta Al-Qur’an,” pungkasnya.